Siapa Dia?

 Aku Andi. Aku adalah mahasiwa semester tiga fakultas hukum disalah salah satu kampus swasta di Jogja. Kejadian ini terjadi sekitar 10 tahun lalu, tepatnya di tahun 2010. Sampai saat ini aku masih tidak bisa melupakan kejadian itu karena aku masih suka merinding bila teringat kejadian itu.

Cerita berawal dari kami yang baru saja menyelesaikan ujian akhir semester dihari itu. Karena waktu masih menunjukkan jam 12.30 siang, aku lantas mengajak tiga teman baikku yang aku kenal sejak masuk difakultas ini, sebut saja Adi, Boy dan Kiki untuk makan dikantin.
Aku     : Laper nih, kantin yuk
Boy     : Ayolah, butuh kopi juga ini

Kami berempat menuju kantin yang letaknya tidak jauh dari gedung fakultas kami. Suasana siang itu ramai dengan banyaknya mahasiswa yang juga sedang makan siang. Lalu kami mencari tempat yang agak memisahkan diri dari keramaian. Kami pun lantas memesan makanan dan minuman.
Ketika sedang menunggu pesanan datang, tiba-tiba Adi nyeletuk,
Adi     : Abis ini liburan nih, kita mau kemana enaknya?
Kiki    : Iya nih, enaknya kemana ya? Bosen juga kalau cuma dirumah..

Kata Kiki, satu-satunya perempuan diantara kami, yang periang dan bawel.
Adi     : Kepantai atau kegunung?
Aku    : Gimana kalau nanti malem ngumpul dirumahku dan dibahas disana. Kebetulan orang rumah lagi pada pergi keluar kota
Boy    : Oke deh, jam 8 ya kita kerumah Andi

Dari obrolan itu kami sepakat untuk berkumpul dirumahku jam 8 malam nanti. Setelah menghabiskan makan siang, kami bubar dan pulang kerumah masing-masing. Aku sampai dirumah sekitar jam 4 sore. Setelah mandi aku berencana untuk tidur sebentar sekedar menghilangkan ngantuk yang sebenarnya daritadi siang sudah kurasakan. Aku memasang alarm jam 6 sore agar tidak kemalaman bangun. 

Singkat cerita waktu yang kami sepakati tiba. Jam sudah pukul 20.00. Namun belum ada tanda-tanda mereka datang kerumah. Aku mencoba menghubungi mereka lewat chat di Hp, tapi tidak ada satupun yang membalas chat ku saat itu. Mungkin mereka masih dijalan. Batinku. Selang 15 menit kemudian, ada yang mengetuk pintu rumahku. Buru-buru aku menuju keluar dan membuka pintu, kemudian aku mendapati Kiki seorang diri tanpa Adi dan Boy.
Aku     : Lho kok sendirian? Yang lain mana?
Kiki     : Ngga tau, aku ngga bareng mereka

Lalu aku mengajak Kiki masuk ke ruang TV. 
Aku     : Mau minum apa Ki?
Kiki     : Apa aja lah..

Aku sempat merasa aneh dengan sikap Kiki yang kelihatan tidak bersemangat malam ini. Karena yang aku tahu Kiki adalah anak yang periang dalam kondisi apapun. Namun malam ini Kiki hanya sedikit berbicara. Tapi aku aku mencoba untuk berfikir positif, mungkin dia sedang tidak enak badan. Kemudian aku membawakan minuman dan cemilan untuk teman ngobrol. Sekitar kurang lebih sejam kami ngobrol di ruang. Tapi sekali lagi, aku merasa aneh dengan sikap Kiki yan tidak seperti biasanya. Sesekali ia melamun dengan tatapan kosong kearah TV, seperti sedang memikirkan sesuatu. Tak lama, aku mendengar suara HP ku berbunyi, ada panggilan masuk. Aku menuju kamar yang terletak dilantai dua untuk mengambil HP.
Aku     : Ki aku ambil HP dulu ya, ada telpon. Mungkin anak-anak yang telpon.

Beberapa langkah aku menuju kamar tiba-tiba Kiki bersuara,
Kiki     : Mereka ngga akan datang

Aku cuma diam dan lanjut menuju kamar. Sesampainya dikamar aku langsung melihat notifikasi di HP ku dan terlihat sudah ada tujuh kali panggilan tak terjawab dari si Boy. Aku hanya berpikir kenapa harus telpon, kan bisa langsung datang. Aku menelpon balik Boy untuk menanyakan ada apa dan dimana dia saat ini. 
Aku     : Hallo.. Boy, dimana? Udah jam berapa nih..
Boy     : Alaahhh kemana aja sih, di telpon dari tadi ngga diangkat. Ini aku sama Adi dirumah Kiki, motor Adi mogok disini. Jadi kita ketemu ngumpul di rumah Kiki aja ya.
Aku     : Hahahahaha.. becanda aja. Kalian cepetan kesini. Ini Kiki udah datang dari tadi
Boy     : Becanda apaan? Ini kita lagi dirumah Kiki. Wong Kiki dari tadi nemenin kita diteras

Terdengar samar-sama diujung telpon suara Kiki dan Adi yang sedang becanda. Dan Kiki berteriak dari jauh,
Kiki     : Ndi, cepetan kesini. Ngumpulnya pindah kesini ya. Kasian ini anak-anak motornya mogok.

Seketika itu aku diam, merinding dan tanganku gemetar. Jika benar yang bersama Adi dan Boy itu Kiki, lalu siapa yang aku datang kerumah dan ngobrol denganku dari tadi? Siapa yang ada dilantai bawah rumahku? Tanpa berkata apa-apa lagi kemudian aku menutup telpon. Tapi jujur saat itu aku tidak berani keluar kamar, karena menyadari saat ini yang ada dirumahku bukanlah Kiki yang asli. Karena semakin takut, aku segera mengambil jaket dan kunci motor. Niatku adalah segera meninggalkan rumah secepatnya, aku tidak mau terjebak dalam situasi ini lebih lama lagi.

Setelah semuanya siap aku bergegas keluar dari kamar perlahan-lahan sembari memperhatikan kondisi sekitar, karena aku khawatir sosok Kiki yang ada di rumahku saat ini tiba-tiba muncul dihadapanku.Aku segera menuju tangga untuk turun. Namun yang membuat aku khawatir, di lima anak tangga terakhir, aku dapat melihat jelas posisi ruang TV rumahku. Bagaimana jika sosok itu yang sedari tadi duduk sambil nonton TV masih ada di posisi yang sama? Batinku. 

Namun karena keinginan untuk meninggalkan rumah sudah kuat pada saat itu, dengan sisa keberanianku, segera aku menuruni anak tangga yang tersisa dengan perlahan, satu demi satu. Pandanganku langsung tertuju pada ruang TV. Namun aku tak melihat sosok itu lagi. Kondisi TV yang sedari tadi menyala sekarang dalam kondisi mati. Segera aku menuju pintu rumah yang hanya berjarak beberapa meter lagi dihadapanku. Setelah tangan ku berhasil meraih gagang pintu, tiba-tiba terdengar seperti suara Kiki dari arah belakangku. Dan bertanya, "Kamu mau kemanaaa..?"

Sontak aku kaget, diam mematung. Mendadak badan ini tidak bisa digerakkan. Dengan nada bergetar aku menjawab..
Aku     : Eee...eeeee... mmmaaauu.. mmaauuu ccc..cari makan Ki..
Kiki     : Mau cari makan atau kamu sudah tahu? Hihihihihihi....

Seketika tawa perempuan itu pecah. Dengan sekuat tenaga aku membuka pintu dan menuju motor segera berlari meninggalkan rumah.

The end


 

Komentar

Postingan Populer