Ainun, Wanita Misterius Pendamping Jaya

 Kisah ini terjadi sekitar tahun 2011 dimana terdapat seorang pemuda yang saya sebut saya Jaya. Jaya bekerja disalah satu usaha menengah di daerah Sleman. Tentunya karena jarak dari kota asal Jaya berasal yaitu Klaten ke Sleman lumayan jauh, maka Jaya menyempatkan dirinya untuk ke Klaten hanya pada saat akhir pekan. 

Suatu hari di akhir pekan sebelum pulang kampung, Jaya menyempatkan dirinya untuk pergi ke sebuah pasar malam yang kala itu diadakan di daerah Cebongan, Jogjakarta. Sekedar tahu saja, Jaya sebagai seorang pekerja dengan jam kerja yang padat memang tergolong seseorang yang kurang hiburan dihidupnya. Jadi ia memilih untuk ke pasar malam sekedar menghilangkan rasa suntuknya.

Singkat cerita, saat Jaya sedang ada di pasar malam, ia melihat ada seorang wanita yang sedang duduk di pinggir lapangan dan gadis ini juga cukup menarik di mata Jaya. Lalu Jaya pun memberanikan diri untuk mendekati gadis tersebut dan duduk disampingnya. Jaya mencoba untuk membuka obrolan dengan gadis itu, dan ternyata gadis itu juga menanggapi obrolan Jaya. Dan mereka saling memperkenalkan diri, hingga akhirnya Jaya tahu bahwa gadis itu bernama Ainun. 

Ainun lalu bercerita bahwa dia datang ke pasar malam sendirian, karena merasa bosan dirumah. Dan dia juga mengatakan kalau dirinya baru saja lulus dari sebuah SMA. Setelah itu Jaya mengajak Ainun untuk berjalan-jalan di pasar malam itu dan menaiki beberapa wahana yang ada disana. Setelah puas keliling dan menaiki beberapa wahana, tak terasa waktu sudah sangat malam. Dan kebetulan pasar malam ini juga sudah mulai sepi pengunjung. Jaya menawarkan diri untuk mengantarkan Ainun pulang ke rumah, Ainun juga menerima tawaran dari Jaya. Saking senangnya Jaya karena bisa mengantarkan Ainun, Jaya sampai lupa akan rencananya untuk pulang ke Klaten malam itu.

Setelah melewati jalan raya dan memasuki jalanan perkampungan disebuah dusun yang cukup sepi, yang saya sebut saja dusun  "B", akhirnya merekapun sampai di rumah Ainun. Disana Jaya dijamu oleh kedua orang tua Ainun dengan makanan dan minuman. Tidak hanya menjamu dengan makanan dan minuman saja, bahkan orang tua Ainun menawarkan Jaya untuk menginap disana malam itu. Orang tua Ainun berpendapat kalau malam ini sudah sangat larut, dan bahaya jika ada apa-apa di jalan. Sebenarnya Jaya merasa tidak enak dan tidak pantas untuk menginap di rumah Ainun, karena mereka berdua juga baru kenal satu sama lain. Tapi disisi lain Jaya juga sungkan untuk menolak tawaran orang tua Ainun. Maka Jaya pun memutuskan untuk menerima tawaran orang tua Ainun menginap disana malam itu.

Hingga pagi harinya Jaya berpamitan untuk pulang ke kosannya yang berada di Sleman. Dan sejak mengenal dan menginap di rumah Ainun, Jaya menjadi semakin intens berkomunikasi dengan Ainun, terutama lewat handphone. Hingga akhirnya lmelalui handphone juga, Jaya memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya kepada Ainun. Ainun juga ternyata memiliki perasaan yang sama terhadap Jaya dan akhirnya mereka resmi menjadi pasangan. 

Setelah beberapa lama mereka berpacaran maka timbul lah niat Jaya untuk menikahi Ainun. Selain karena Jaya memang memiliki rasa yang kuat ke Ainun, Jaya juga tidak ingin akhirnya hubungan mereka menjadi zina. Karena selama ini gaya berpacaran mereka juga cenderung monoton. Pergi malam hari dan terkadang menginap di rumah Ainun. Disisi lain Jaya juga sudah memiliki penghasilan dan ia berencana untuk membuka usaha bersama dengan Ainun, sebagai modal rumah tangganya nanti. 

Singkat cerita Jaya datang menemui kedua orang tua Ainun dan mengutarakan maksudnya untuk menikahi Ainun. Kedua orang tua Ainun juga ternyata menyanggupi keinginan Jaya. Namun sebenarnya disisi hati Jaya yang lain memiliki pertanyaan, kenapa proses hubungannya dengan Ainun ini sangat lancar dan terkesan tanpa hambatan. Tidak pernah ada pertengkaran dengan Ainun dan tidak pernah juga ada interogasi dari orang tua Ainun yang menyangkut asal usul Jaya. Tapi Jaya juga berpikir, mungkin ini sudah jalannya dan sudah rejekinya. Didunia ini mungkin memang masih ada keluarga sebaik keluarga Ainun yang tidak memandang harta dan tahta calon menantunya. Lagipula Ainun ini juga anak tunggal.

Akhirnya Jaya pulang ke Klaten dengan hati yang gembira, mengabarkan berita baik ini ke keluarganya sekaligus meminta restu ke kedua orang tuanya. Kedua orang tua Jaya juga ikut berbahagia dan merencanakan untuk datang ke rumah orang tua Ainun. Selama proses menunggu orang tua Jaya datang ke orang tua Ainun, Jaya pun beraktivitas seperti biasanya. Selama ini karena Jaya ini tergolong orang yang pemalu dan jarang memiliki teman, sehingga tidak ada satupun rekan kerja atau teman yang mengetahui secara pasti bagaimana hubungannya dengan Ainun dan siapa sosok Ainun. Yang mereka tahu hanyalah Jaya ini memiliki sebuah hubungan dengan seorang gadis dari dusun B. Dan Jaya juga tidak pernah mengenalkan Ainun secara langsung ke orang lain yang ia kenal.

Akhirnya setelah beberapa waktu kedua orang tua Jaya datang kerumah orang tua Ainun. Mereka sampai dirumah Ainun pada siang hari dan langsung di jamu oleh keluarga Ainun. Sesudah pembicaraan yang cukup singkat untuk sebuah acara lamaran, dimana pihak Ainun menyanggupi semua persyaratan yang diajukan dari keluarga Jaya, keluarga Jaya berpamitan untuk pulang mengingat hari juga sudah sore. Dari hasil pembicaraan dari kedua pihak orang tua disepakati bahwa penikahan akan dilaksanakan tiga bulan terhitung dari acara lamaran. Pernikahan mereka sendiri akan diadakan di rumah keluarga Ainun. Sebagaimana lazim nya pernikahan orang Jawa pihak keluarga wanita lah yang menyelenggarakan acara pernikahan itu. 

Kemudian rombongan keluarga Jaya kembali pulang ke Klaten setelah sebelumnya mampir ke masjid dipinggir jalan besar untuk menunaikan sholat maghrib. Sewaktu rombongan masuk ke jalanan kampung, mereka sempat berpapasan dengan beberapa warga yang melintas. Dan warga-warga tersebut memandang rombongan mereka dengan pandangan yang agak aneh. Tapi tentunya Jaya dan keluarga tidak mempersoalkan hal tersebut demi menghindari prasangka negatif dan lainnya. Mereka hanya fokus ke pernikahan Jaya, lagipula pihak keluarga Ainun juga tidak meminta syarat yang tidak terlalu berat dan pernikahannya juga akan dilangsungkan dengan cukup sederhana, yaitu hanya melalui akad nikah. 

Waktu terus berjalan hingga H-1 pernikahan, Jaya berada di Klaten agar keesokan harinya bisa berangkat bersama keluarga untuk menuju ke rumah Ainun.Sebelum pulang kembali ke Klaten, Jaya sempat ke rumah Ainun untuk berbincang-bincang dengan orang tua Ainun untuk mempersiapkan hari pernikahan mereka.

Keesokan harinya dengan hati yang penuh keyakinan, Jaya dan rombongannya yang sudah menyewa sebuah bis berangkat menuju ke rumah Ainun dari Klaten. Akhirnya tibalah rombongan mereka di kamung Ainun. Seperti waktu laraman kemarin, Jaya lah yang menjadi penunjuk jalan menuju ke rumah Ainun. Dan tiba-tiba disinilah keanehan terjadi.

Tiba-tiba Jaya mendadak lupa dengan lokasi rumah Ainun. Bahkan bisa yang membawa rombongan mereka hanya berputar-putar dijalan perkampungan. Jaya tampak seperti orang linglung, padahal Jaya sering pergi kerumah Ainun bahkan pada malam hari. Jaya memutuskan untuk menghubungi nomor Ainun. Anehnya nomor Ainun mendadak tidak aktif. 

Jaya dan keluarganya menjadi semakin heran, kenapa disaat hari pernikahannya seseorang justru mematikan handphone nya. Setelah gagal menghubungi nomor Ainun, akhirnya di putuskan salah seorang dari keluarga Jaya untuk turun dari bis untuk menghampiri dan bertanya ke salah satu rumah warga yang ada disana, dan bertanya dimana rumah Ainun. Namun jawaban yang diperoleh dari warga sangat mengejutkan. Katanya dikampung ini tidak ada yang bernama Ainun.

Pihak keluarga Jaya tentu saja tidak percaya dengan hal tersebut. Apalagi Jaya yang masih sempat datang beberapa hari sebelumnya. Akhirnya pihak keluarga meminta bantuan warga sekitar untuk mencari rumah Ainun. Jaya yang selama ini sering ke rumah Ainun berusaha untuk menjernihkan pikirannya dan tidak lupa ia juga membaca doa untuk bisa kembali mengingat lokasi rumah Ainun. Lalu ia meminta ke supir bis untuk kembali lagi ke jalan awal depan kampung sambil mengingat perlahan-lahan rute ke rumah Ainun. 

Warga sekitar juga membantu menunjukkan titik-titik penting yang dimaksud rute sesuai dengan ingatan Jaya. Dan setelah warga mengikuti berjalan berdasarkan rute yang ditunjukkan oleh Jaya, betapa terkejutnya Jaya, keluarga dan warga-warga yang membantu saat itu. Ternyata rute jalan yang Jaya ingat adalah sebuah rute jalan yang menuju ke arah pemakaman desa. 

Seketika semua orang yang ada disitu kaget. Jaya kembali mencoba untuk menghubungi nomor telepon Ainun. Dan lagi-lagi nomor Ainun masih tidak aktif. Dan jaya mencoba untuk mengingat kembali saat ia bersama Ainun. Ia kemudian tersadar akan sebenarnya ada kejanggalan yang ia dapatkan selama bersama dengan Ainun. 

Kejanggalannya adalah bahwa selama ini Ainun ini hanya mau ditemui ketika malam hari saja. Ainun tidak pernah mau jika diajak makan di warung atau rumah makan saat mereka pergi bersama, Ainun lebih memilih untuk makan dirumahnya. Serta apabila mereka bepergian, Ainun selalu meminta Jaya untuk hanya berkeliling dengan motor, jika tidak Ainun selalu meminta pergi ketempat yang dirasa sepi. Lalu bagaimana dengan orang tua Ainun?Jaya kembali teringat jika orang tua Ainun selalu memintanya untuk menginap dirumah mereka dan melarang Jaya untuk berinteraksi dengan warga sekitar dengan alasan bahwa warga sekitar kebanyakan adalah pelaku kriminal. Padahal pada kenyataannya wargi disini tidak ada yang seperti itu.   

Jaya makin merinding setelah mengingat itu semua dan tidak bisa berkata apa-apa. Para rombongan keluarga Jayajuga kaget ketika warga disekitar kuburan bercerita bahwa sudah sekitar seminggu ini mereka seperti suara hajatan dan bau masakan di daerah sekitar pemakaman. Warga juga menambahkan juga sudah sering terjadi cerita-cerita yang berhubungan dengan seorang gadis dari dusun mereka terhadap orang-orang dari luar dusun mereka. Ceritanya mulai dari gadis itu naik ojol, naik taxi dan lain sebagainya

Setelah mendapatkan nasehat dari warga, Jaya berserta rombongan keluarganya kembali ke Klaten dengan tangan hampa dan seribu tanda tanya. Dan keluarga juga membawa Jaya ke orang pintar atau dukun untuk memutus hubungan Jaya dengan Ainun. Jaya juga akhirnya keluar dari tempat kerjanya dan memilih untuk mencari kerja di Klaten demi menghindari kenangan buruknya. 

Tentunya hingga saat ini gadis misterius bernama Ainun masih tetap menjadi misteri. Khususnya bagi orang-orang luar dusun yang mengaku pernah bertemu dengan sosok Ainun. Menurut Jaya dan orang-orang yang pernah bertemu dengan Ainun, sosok Ainun ini mirip seperti gadis desa pada umumnya. Dengan penampilan selayaknya gadis desa serta warna pakaian yang sering dipakai adalah dominan putih.

Sosok Ainun ini nampak pemalu dan hanya berbicara singkat pada orang-orang yang pernah ditemuinya. Beberapa warga juga berkata apabila Ainun ini adalah makhluk yang tak kasat mata, yang memiliki ciri-ciri mempunya garis bibir yang membujur diantara mulut dan hidungnya, yang di sebut juga "Filtrum".

The end


Komentar

Postingan Populer