Cerita 3 Murid Yang Selalu Pulang Terakhir (Cerita Horor Jogja)

 Cerita ini dialami oleh seorang guru SD (sebut saja) Bu Mur beberapa tahun lalu. Pada awalnya Bu Mur adalah seorang guru yang merantau ke luar Jogja. Namun setelah sekian tahun mengajar, Bu Mur akhirnya merasa lega. Permohonannya untuk pindah mengajar ke tempat asalnya di daerah Jogjakarta dikabulkan.  Bu Mur lantas ditugaskan disalah satu sekolah SD yang terletak sedikit di pedesaan. Tak perlu waktu lama untuk pindah, Bu Mur mulai mengajar di tempat tugas barunya tersebut. Sebagai guru baru di SD tersebut, Bu Mur tentu saja berusaha untuk menyesuaikan dengan lingkungan barunya. 

Hari pertama mengajar, semua berlangsung seperti biasa dan semuanya nampak normal. Tatkala bel berbunyi, tanda kegiatan belajar mengajar usai, murid-murid segera bergegas berhamburan keluar untuk segera pulang. Namun nampak ada tiga murid perempuan yang berkata padanya, "Ibu guru silahkan pulang duluan, kami bertiga belakangan". Sebagai guru, tentunya Bu Mur berinisiatif menanyakan nama dari ketiga siswi tersebut. Kemudian dijawablah nama-nama oleh mereka, yakni (sebut saja) Kis, Sri dan Eni. Dan akhirnya Bu Mur meninggalkan mereka bertiga dikelas untuk pulang terlebih dahulu. 

Keesokan harinya, keadaan pun berjalan normal seperti biasanya. Namun lagi-lagi, saat bel pulang sekolah berbunyi dan murid-murid segera keluar kelas untuk pulang, tampak Kis, Sri dan Eni yang masih ada di dalam kelas, "Ibu guru silahkan pulang duluan, kami bertiga belakangan". Jawaban mereka masih sama seperti kemarin. Saat itu Bu Mur mulai merasakan ada hal yang aneh.

Selanjutnya hari ketiga, keempat dan hingga beberapa hari, kejadian setelah bel pulang berbunyi selalu sama. Kis, Sri dan Eni selalu pulang belakangan dan selalu berkata, "Ibu guru silahkan pulang duluan, kami bertiga belakangan". Namun Bu Mur yang tidak mau repot, selalu begitu saja meninggalkan ketiga murid tersebut didalam kelas. "Mereka sudah kelas enam, bukan anak kecil lagi. Mustinya sudah bisa menjaga diri sendiri", begitu guman Bu Mur dalam hati. Keanehan itu juga tak pernah ia ceritakan kepada teman-teman guru yang lain yang juga mengajar di sekolah itu. Maklum, Bur Mur ini adalah termasuk orang yang sedikit pendiam.

Namun dalam satu kesempatan, Bu Mur berkesempatan untuk mengobrol dengan salah satu guru yang ada disana diruang guru saat jam istirahat sekolah. Hari itu Bu Mur mengobrol dengan (sebut saja) Bu Kurnia, seorang guru sepuh yang sebulan lagi akan memasuki masa pensiun. Akan hal nya tiga orang murid yang selalu meminta pulang belakangan pun ia ceritakan kepada Bu Kurnia. Kebetulan itu adalah pertama kalinya Bu Mur menceritakan hal yang aneh itu kepada orang lain. 

Mendengar cerita Bu Mur, Bu Kurnia justru kaget. Bu Kurnia lantas teringat kejadian tragis yang terjadi puluhan tahun lalu di SD negeri itu. Pada waktu itu kegiatan belajar mengajar berlangsung ditengah kondisi hujan yang tidak terlalu deras. Kebetulan, waktu itu Bu Kurnia sedang pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil. Namun tiba-tiba saja.. ada kejadianyang cukup menghebohkan. Bagian atas ruang kelas enam, tempat Bu Kurnia seharusnya sedang mengajar saat itu, ambruk. Tiga orang murid menjadi korban dan meninggal karena tertimpa reruntuhan. Penyebabnya adalah struktur rangka atap yang memang sudah lapuk. "Saya masih ingat, tiga murid itu adalah Sukisni, Sri Astuti dan Marheni. Ketiganya adalah murid saya pada saat itu", kata Bu Kurnia. Tak hanya bercerita sampai disitu, Bu Kurnia juga menceritakan ciri-ciri khas dari ketiga muridnya tersebut.

Mendengar cerita dari Bu Kurnia, pikiran Bu Mur kemudian melayang kepada ketiga muridnya yang selalu pulang belakangan. Ciri-cirinya sama persis seperti yang diceritakan oleh Bu Kurnia. Badan Bu Mur langsung bergetar dan lemas setelah mendengar certia Bu Kurnia. Tetapi Bu Kurnia yang seperti mengerti isi hati Bu Mur, lantas mengajaknya untuk membacakan doa-doa untuk ketiga nya.

Dan anehnya setelah Bu Mur memperhatikan dan mengingat-ingat, begitu jam pelajaran kembali berlangsung selepas jam istirahat, ketiga murid itu nampak tidak ada didalam kelas. Di sela-sela mengajar, Bu Mur mengulang lagi doa-doa yang ditujukan kepada tiga murid tersebut. Dan kejadian tiga murid yang selalu pulang belakangan itu selalu terjadi setiap hari saat bel pulang sekolah berbunyi, hingga Bu Mur memasuki masa pensiun. 


Komentar

Postingan Populer